Mas Danang St

Jumat, 26 Juli 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi


Pembelajaran Berdiferensiasi

Pendahuluan

Disadari ataupun tidak, pada saat ini ada banyak sekali orang tua ataupun guru yang merasa tergoda untuk membanding-bandingkan prestasi belajar anaknya dengan anak yang lain tanpa pernah memahami bagaimana sesungguhnya prestasi belajar anak itu mesti dilihat secara utuh dalam konteks perkembangan sosial, emosional, fisik, psikologis, dan lain-lain.

Sebagai orang tua dan guru, kita pasti pernah mengalami suatu kondisi dimana suasana atau kondisi belajar kita berbeda dengan siswa lain, baik dari cara belajarnya, kemampuan belajarnya, maupun minat belajar kita. Oleh karena itu, sebagai orang tua dan guru kita sudah seharusnya menyadari bahwa setiap anak itu memiliki gaya belajarnya masing-masing. Dengan kesadaran itu, tentu kita sebagai orang tua dan guru, akan jauh lebih mudah untuk mendorong pencapaian prestasi belajar anak secara lebih maksimal.

Untuk itu, sudah seyogianya jika setiap guru mesti mengenal siswanya secara lebih individual untuk dapat menerapkan strategi belajar yang cocok bagi proses perkembangan belajar mereka. Dengan demikian, maka diperlukan pemahaman secara menyeluruh mengenai pembelajaran berdiferensiasi guna memaksimalkan potensi belajar siswa.

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran.

Pada dasarnya, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap guru untuk bertemu dan berinteraksi dengan siswa pada tingkat yang sebanding dengan tingkat pengetahuan mereka untuk kemudian menyiapkan preferensi belajar mereka.

Untuk itulah maka pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa dan menjembatani kesenjangan belajar antara yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi. Singkatnya, pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar.

Penting untuk dicatat, bahwa beberapa siswa pasti memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang suatu topik belajar tertentu, sedangkan siswa yang lain tidak karena siswa tersebut memiliki pengetahuan yang sama sekali baru dengan topik tersebut. Selain itu, beberapa orang siswa juga memiliki kemampuan pemahaman yang lebih baik dan lebih cepat jika ia mendengarkan penjelasan gurunya secara langsung atau melalui audio, sedangkan beberapa orang siswa lagi dapat belajar secara efektif apabila ia berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dan beberapa orang siswa lainnya harus menghabiskan waktunya untuk membaca sendiri guna mendapatkan pengetahuan secara utuh dan lebih lengkap. Selain itu, kita juga mungkin memiliki anak-anak yang senang belajar dan berkolaborasi dalam sebuah kelompok kecil, sementara beberapa anak lainnya lebih suka belajar secara mandiri.

Adanya perbedaan-perbedaan ini mesti disikapi oleh setiap guru dengan cara menampilkan diferensiasi konten dan berbagai pendekatan yang dapat memastikan bahwa semua materi belajar telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda.

Ada empat faktor yang ikut berperan dalam meningkatkan pembelajaran yang berbeda ini, yakni: konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Pada prinsipnya, dalam pembelajaran berdiferensiasi ini, tujuan pembelajaran di kelas mesti sama meskipun bahan ajar, penilaian, dan metode penyampaiannya bisa berbeda berdasarkan kebutuhan masing-masing siswa.

Metode Pembelajaran Berdiferensiasi
Seperti telah disebutkan di depan, guru dapat membedakan pembelajaran itu dalam empat cara, yaitu:

  1. Konten
    Isinya adalah materi pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat dibedakan dalam beberapa cara. Pertama, siswa memiliki tingkat penguasaan atau pengetahuan yang berbeda terhadap suatu mata pelajaran. Beberapa orang siswa mungkin tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang materi pelajaran itu, beberapa orang siswa mungkin memiliki pengetahuan secara parsial, dan beberapa orang siswa lainnya mungkin telah menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran itu.

Kedua, gaya belajar peserta didik juga berbeda-beda. Ada pembelajar visual, auditori, dan kinestetik. Seorang pembelajar visual tentu dapat dengan mudah memperoleh pengetahuan baru melalui representasi visual dari topik pelajaran tertentu. Di sisi lain, pembelajar auditori akan lebih mampu memahami topik secara lebih baik, ketika ia mendengarkan melalui audio atau penjelasan lisan dari guru. Sedangkan pembelajar kinestetik, seorang siswa akan lebih cepat memahami ketika ia dapat berpartisipasi secara fisik dalam proses pembelajaran.

Nah, memasukkan pengetahuan dan pemahaman tentang hal ini ke dalam pengajaran, tentu akan sangat membantu seorang guru dalam mengembangkan berbagai konten dan bahan ajar yang dapat menjangkau setiap siswa.

  1. Proses
    Proses ini berbicara tentang bagaimana seorang guru dapat memberikan instruksi yang tepat kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, penilaian berkelanjutan selama pembelajaran juga akan membantu guru dalam memahami apakah setiap siswa telah belajar dengan kemampuan terbaik mereka atau tidak.

Guna menentukan proses dan model pembelajaran yang sesuai bagi siswa tersebut, maka guru harus memahami minat, kemampuan, dan tingkat pengetahuan setiap siswa. Mengapa demikian? Karena setiap siswa itu sesungguhnya memiliki cara belajar masing-masing yang bersifat khas dan unik.

Ada banyak contoh untuk membuktikan hal itu. Dalam satu kelas saja, kita pasti akan menemui beberapa siswa yang dapat belajar dengan baik apabila ia mendengarkan instruksi berbasis audio atau mendengarkan suara gurunya secara langsung. Sebaliknya bagi siswa yang lain, mendengarkan penjelasan guru saja tidak cukup, mereka juga harus membaca penjelasan tersebut secara berulang-ulang. Sedangkan beberapa orang siswa lainnya, akan dapat belajar dengan baik melalui manipulasi objek terkait dengan konten tersebut. Selain itu, ada juga beberapa orang siswa yang lebih suka bekerja sendiri, sementara yang lainnya lebih suka belajar secara kolaboratif dan berbasis kelompok.

Dengan demikian, memahami kebutuhan setiap siswa di awal pembelajaran, tentu akan sangat membantu seorang guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang berbeda dan membantu para siswa untuk dapat belajar secara efektif dan menyenangkan.

Terakhir, proses pembelajaran yang layak diterapkan oleh seorang guru adalah kemampuan dalam mendemonstrasikan cara pemecahan masalah, lalu melangkah mundur agar siswa mampu mereplikasi proses tersebut sambil terus menawarkan dukungan seiring dengan kemajuan belajar para siswa.

  1. Produk
    Aspek ini melibatkan metode yang digunakan oleh guru dalam mengetahui tingkat penguasaan materi atau bahan ajar dari setiap siswa. Untuk mengetahui penguasaan materi itu, seorang guru dapat melakukannya dengan cara melakukan tes, meminta siswa untuk menuliskan laporan tentang topik-topik berdasarkan materi pelajaran, dan lain-lain.

Namun apapun cara itu, metode penilaian terbaik adalah metode yang cocok dengan tingkat minat intelektual masing-masing siswa dan cara belajar yang mereka sukai. Misalnya, cara yang baik untuk menguji pembelajar kinestetik adalah melalui penilaian praktis, sedangkan pembelajar auditori adalah dengan melakukan penilaian verbal atau lisan.

Selain itu, siswa yang baru mengenal suatu topik mungkin tidak dapat menjawab pertanyaan sebaik mereka yang memiliki pemahaman topik yang lebih baik. Oleh karena itu, pendekatan diferensiasi produk ini akan memberikan kepada siswa berbagai pilihan untuk menunjukkan tingkat pemahaman mereka terhadap pelajaran secara individual.

  1. Lingkungan belajar
    Secara umum ada dua lingkungan belajar bagi seorang siswa, yaitu lingkungan belajar yang dapat meningkatkan pembelajaran mereka dan lingkungan belajar yang dapat merusak pembelajaran mereka. Lingkungan belajar yang tenang dan kondusif akan mampu meningkatkan hasil belajar, sedangkan lingkungan belajar yang bising akan dapat mengurangi konsentrasi dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Selain itu penting juga untuk dipahami, pada saat mempertimbangkan faktor kontekstual untuk meningkatkan pembelajaran berdiferensiasi ini, maka desain ruang kelas harus diatur sedemikian rupa dan fleksibel untuk mendukung kerja kelompok dan kolaborasi, serta untuk mendorong dan memfasilitasi para siswa yang lebih suka bekerja secara individual dan sendiri-sendiri. Terakhir, faktor lingkungan seperti pencahayaan, suasana kelas, ukuran kelas, pengaturan papan, dan.lain-lain, semuanya harus berkontribusi pada pencapaian prestasi belajar siswa.

Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi

Di bawah ini adalah beberapa manfaat dari implementasi pembelajaran berdiferensiasi bagi siswa, yaitu:

  1. Pertumbuhan yang sama bagi semua siswa
    Pada prinsipnya, pembelajaran berdiferensiasi diadopsi untuk mendukung setiap siswa dalam perjalanan belajar mereka. Metode ini adalah cara untuk menjangkau dan mempengaruhi setiap siswa di semua tingkatan. Oleh karena itu, secara individu, seorang guru harus dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar dan mengarahkan mereka untuk mewujudkan potensi belajar mereka secara optimal.
  2. Pembelajaran yang menyenangkan
    Ketika guru mengadopsi serangkaian strategi pembelajaran yang selaras dengan tipe belajar siswa, maka siswa akan merasakan betapa belajar itu terasa mudah dan menyenangkan.
  3. Pembelajaran yang dipersonalisasi
    Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya mengembangkan pelajaran mereka berdasarkan tingkat pengetahuan, preferensi belajar, dan minat siswa.

Oleh karena itu, lingkungan belajar di sekolah harus bisa mendukung para siswa untuk belajar secara kelompok maupun sendiri-sendiri. Selain itu, konten atau materi pengajaran yang disiapkan oleh guru dapat mencakup format-format seperti: audio, video, dan praktik, dalam upaya memastikan pembelajaran yang dipersonalisasi itu tepat untuk setiap siswa.

Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi

Manfaat pembelajaran berdiferensiasi sudah sangat jelas, tetapi ada beberapa tantangan yang terkait dengan pembelajaran ini, yaitu:

  1. Faktor waktu
    Meskipun pembelajaran berdiferensiasi adalah cara yang menyenangkan untuk mengajar, namun hampir dipastikan para guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk fokus pada setiap siswa secara individual.

Hal ini dikarenakan setiap sekolah sudah mengalokasikan waktu untuk setiap guru dan mata pelajarannya masing-masing. Dan untuk itu, sangat mungkin bagi guru untuk tidak memiliki waktu yang cukup guna menilai tingkat pengetahuan siswa atau mengelompokkannya sesuai dengan pengetahuan dan preferensi belajar masing-masing siswa.

  1. Tekanan tinggi
    Implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini melibatkan banyak proses, mulai dari pra-penilaian hingga penilaian berkelanjutan, mulai dari perencanaan konten hingga proses pengajaran, dan lain-lain. Hal ini tentu saja dapat membuat guru merasa kewalahan. Selain itu, guru juga harus melayani para siswa baik secara individual maupun kelompok. Kondisi seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh guru dengan jumlah siswa yang begitu banyak di kelasnya.
  2. Biaya tinggi
    Untuk memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi, sekolah harus memiliki akses ke berbagai sumber daya dan bahan ajar untuk mendukung pembelajaran setiap siswanya. Selain itu, sekolah juga harus menyediakan materi pelajaran untuk setiap topik. Jelas hal ini tentu akan membutuhkan dukungan keuangan secara berkelanjutan yang mungkin tidak dapat dipenuhi semua oleh banyak sekolah.

Kesimpulan
Karena setiap anak itu istimewa dan unik, maka pembelajaran berdiferensiasi merupakan persyaratan bagi terlaksananya pembelajaran untuk semua. Inilah urgensinya mengapa setiap guru sudah harus menjadikan pembelajaran berdiferensiasi ini sebagai salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa di kelasnya. Wallahu’alam Bissowwab

Kamis, 09 September 2021

LATIHAN SOAL KELAS 6 TEMA 7

 

BIMBINGAN BELAJAR

“KIAT” PEHSERUT

Hp. 081335611292

 

Kelas 6 Tema 7

  1. APa makna dari Sila pertama Pancasila?
  2. Contoh pengamalan pancasila sila pertama adalah..
  3. Apa makna dari nilai Kepemimpinan?
  4. Nilai kepemimpinan merupakan makna dari Pancasila Sila ke ………..
  5. Sebutkan Nilai nilai yang terkandung dari Pancasila
  6. Apa yang menjadi Pedoman bangsa Indonesia dalam Pemerintahan?
  7. Apa makna dari sila ke empat Pancasila?
  8. Sebutkan dan jelaskan cara mengambil keputusan!
  9. Berpidato adalah …………..
  10. Sebutkan teknik dalam berpidato!
  11. Apa hal penting yang harus diperhatikan dalam berpidato?
  12. Apa tujuan berpidato?
  13. Sebutkan hal penting dalam menyusun kerangka berpidato?
  14. Masa pubertas adalah?
  15. Usia berapakah masa pubertas dialami laki laki dan perempuan?
  16. Sebutkan 3 ciri masa pubertas laki laki!
  17. Sebutkan ciri ciri masa pubertas perempuan!
  18. Apa hal hal yang harus dilakukan dalam menghadapi masa pubertas?
  19. ASEAN adalah ………………..
  20. Apa tujuan dibentuknya ASEAN?
  21. Organisasi APEC adalah organisasi di bidang……………
  22. Apa ciri tangga nada diatonic mayor?
  23. Sebutkan ciri tangga nada minor!
  24. Sebutkan 3 unsur utama dalam tari!
  25. Sebutkan teknik pembuatan patung!

Kamis, 25 Februari 2016

5 Metode Pembelajaran


5 Jenis Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Terpopular Di Kalangan Pengajar.

Dalam dunia pendidikan metode pembelajaran sangatlah penting karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Mengajarkan bahasa asing sebagai bahasa target merupakan sebuah tantangan terutama bagi seorang guru. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa bahasa asing yang saat ini sebagian besar diajarkan di setiap sekolah-sekolah Indonesia adalah bahasa Inggris.
Pada kesempatan ini, penulis akan membahas tentang beberapa metode dalam pengajaran bahasa inggris. Namun sebelumnya apa itu metode pembelajaran? Well, good readers metode adalah sebuah cara. Selain itu ada pengertian lain yang menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk memper- mudah dalam nyampaikan materi guna mencapai tujuan. Dibawah ini beberapa metode dalam pembelajaran:

Model Pembelajaran

1. Grammar Translation Method (GTM)

Metode ini menyangkut dengan metode pembelajaran grammar bahasa Latin dan bahasa Yunani. Metode GTM digunakan untuk berbicara, membaca dan menulis Latin. Metode ini dibagi menjadi dua bagian yaitu: pertama, aturan dan model pola. Kedua, kalimat yang akan diterjemahkan ke dalam dan dari bahasa target. Metode ini termasuk pembelajaran aturan grammar, pembelajaran gramatikal kata, dan pembelajaran menggunakan aturan (rumus) dalam mengartikan kalimat. Metode ini digunakan oleh Amerika Serikat tahun 1890. Di metode ini kosa kata bahasa target, dipelajari melalui terjemahan langsung dari bahasa asli. Kemudian hasil terjemahannya di diskusikan.

Keutamaan metode ini adalah fokus pada terjemahan bentuk ketatabahasaannya, dan menghafal kosa kata. Kemudian cara pembelajarannya yaitu sangat sederhana. Metode ini hanya meng- gabungkan kegiatan pembelajaran grammar dan terjemahannya. Hasilnya pembelajar bahasa tidak mampu menggunakan bahasa target untuk berkomunikasi.

 2. Audio-Lingual Method (ALL)

Metode ini diperkenalkan di Amerika Serikat tahun 1940. Walaupun metode ini tergolong sangat tua, tetapi banyak guru yang masih menggunakan metode ini. Secara teknisnya, metode ini di dukung dengan alat bantu yang berhubungan dengan mesin seperti tape recorder dan laboratorium bahasa.
Dalam Audio Lingual Method ini pembelajar bahasa dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif dalam bahasa asing. Kemudian pembelajar bahasa juga diharuskan untuk memahami bahasa dan budaya orang asing yang bahasanya mereka pelajari. Awalnya metode ini diperkenalkan untuk mempersiapkan orang menjadi ahli atau master bahasa asing secara lisan dalam waktu yang cepat dan bahasa yang ditekankan yaitu singkat, terutama dalam bahasa dalam bentuk lisan. Metode ini beranggapan bahwa berbicara dan mendengar adalah kesempatan yang utama, kemudian membaca dan menulis menjadi yang kedua.

3. Silent Way

Silent way adalah nama metode pembelajaran bahasa yang ditemukan oleh Caleb Cattegno. Metode ini menggunakan batang atau peta angka dalam pembelajarannya. Dalam metode ini aturannya adalah bahasa guru nya relatif lebih sedikit agar pembelajar (siswa) nya menjadi lebih aktif dalam menghasilkan bahasanya.
Guru hanya berfungsi sebagai pemandu, sumber dan penilai. Pembelajar bahasa biasanya dibiasakan untuk befikir konsep dahulu sebelum bahasanya diucapkan. Mereka harus mengerti apa yang akan mereka katakan sebelum mereka mengatakannya. Pemahaman pertama, kemudian berbicara.

4. Community Language Learning (CLL)

Nama dari metode ini diperkenalkan dan dikembangkan oleh Charles A. Currandan dan teman sejawatnya. Curran adalah spesialis dalam Konseling dan seorang Profesor di Universitas Loyoya Chicago. Metode ini juga disebut dengan pembelajaran konseling. Komunitas pembelajaran bahasa hadir menggunakan teori pembelajarn konseling untuk mengajar bahasa asing.

Istilah konseling itu sendiri mengacu pada hubungan antara konselor dan klien. Dalam metode ini guru sebagai konselor dan siswa sebagai klien. CLL ini memandang bahwa bahasa pembelajar adalah keseluruhan dari diri sesorang yang meliputi psikologinya antara lain emosi dan perasaan.
Bahasa guru yang digunakan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi dimana pembelajar bahasa itu belajar bahasa asing. Kemudian cara pelaksanaa pembelajarannya berbeda-beda berdasarkan budaya, tingkat kecakapannya, dan keadaan ruang kelas.

5. Total Physical Response (TPR)

Total Physical Response adalah salah satu metode yang dikembangkan oleh James J. Ashers, seorang profesor psikologi di Universitas di Santa Jose, California. Dr. Ashers memulai percobaanya dari perkembangan psikologi, teori pembelajaran dan prosedur pembelajaran bahasa. Kebalikan dari metode sebelumnya, jika dalam TPR ini dipercaya bahwa pembelajar itu harus memahami bahasa sasaran atau target sebelum berbicara. Pembelajar bahasa dapat belajar melalui tindakan observasi diri sendiri. Dengan melakukan observasi dan penampilan, mereka akan memahami bahasa yang dipelajari. Mereka juga akan memahami bahasa dari melihat tindakan dan mendengarnya. Di TPR ini guru akan mempraktikkan apa yang akan diajarkannya. Sebagai contoh: ketika mengajarkan nose maka ia akan menyentuhnya.

Metode ini dapat digunakan dalam pengajaran anak-anak dan orang dewasa. Yang menjadi dasar dalam metode ini yaitu kebahagiaan membuat pembelajar tertarik dalam bahasa inggris.
Semoga pembahasan diatas dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jumat, 08 Januari 2016

TRI DANANG S, S.Pd: Prestasi Siswa

TRI DANANG S, S.Pd: Prestasi Siswa: "Akbar Maulana Madjid" Seorang murid berbakat dalam bidang Karate. Dia seoran murid kelas 5 di SDN Pehserut 1 Sukomoro Nganjuk ....

Rabu, 02 September 2015

BAHASA INGGRIS KELAS IX

Bagi adik adik siswa kelas IX, dalam menghadapi Ujian di tahun pelajaran 2015/2016 perlu banyak latihan mengerjakan soal-soal untuk memudahkan kalian semua dalam mengerjakan nanti. karena kalau banyak latihan kemungkinan besar akan ingat kosa kata yang ada pada soal tersebut di sini ada beberapa soal latihan untuk di coba di rumah. langsung di Klik aja di sini.

BAHASA INGGRIS KELAS VIII

Latihan Ulangan kelas VIII 
English in Focus
http://masdanangst1.blogspot.com
for Grade VIII
Junior High School (SMP/MTs)
Writers : Artono Wardima, Masduki B. Jahur, M. Sukirman Djusma

Exercise of Chapters 1–3
A. Choose either a, b, c, or d for th correct answer. Questions 1 to are based on Text 1.

Octopus
             The Octopus is a sea animal with eight powerful feet which it uses as hands. These are called tentacles. The word “Octopus” comes from two greet words that mean “eight feet”.

             The octopus, the squid and the cuttle􀃀 sh belong to the same family that has no outside shells. Their bodies are covered entirely with skin. Therefore the body of an octopus is soft. It looks like a big balloon. A fully-grown octopus can be as large as 8,5 metres from the tip of one tentacles to the tip of another. It can weigh as much as 45 kilograms.

             Besides using its tentacles to catch small fish, sea plants, crab and lobsters, the octopus also uses them against its enemies. The octopus wraps its tentacles around the victim and squeezes it before eating it

             The octopus escapes from its enemies by giving out a thick dark fluid to darken the water. It can also change the colour of its body to match its surroundings. It hides from its enemies by doing this.
Adapted From: Target UPSR Citra Pintar Bahasa Inggris

1.      Which group of sea creatures belongs to the same family .
a. fish, octopus and crab
http://masdanangst1.blogspot.comb. squid, crab and octopus
c. crab, cuttlefish and squid
d. cuttlefish, octopus and squid
2.      How much a fully-grown octopus can weigh?
a. 35 kilograms.
b. 40 kilograms.
c. 45 kilograms.
d. 55 kilograms.
3.      How does the octopus hunt for food?
a. It uses colours.
b. It uses its teeth.
c. It uses magic colour.
d. It uses its tentacles.



Untuk lebih lengkapnya baca di SINI

BAHASA INGGRIS KELAS VII

EXERCISES FOR GRADE VII – REAL STUDY CLUB STUDENTS
Name: ________________________



I.     Answer the questions 1 – 6 based on the text below!
1.    Who is Anto? …………………………………………….
2.    Where is he studying? ……………………………………
3.    How does he go to school? ………………………………
4.    Does he like swimming? ………………………………..
5.    Does he like coming late to school? …………………….
6.    What about his attitude to his parents and teacher?
…………………………………………………………..

II.     Choose the best answer by crossing a, b, c, or d!
1.    There is a living room.  Living room  means ... 
a. bathroom             c. waiting room 
b. bedroom                         d. sitting room
2.    There is a dining room.  Dining room means a room in which …
 a. you keep money            c. you keep books
b. you eat meals      d. you keep clothes
3.    There is also a drawing room.  A drawing room means a room in which …
a. people keep pictures       c. people are painting
b. people are cooking          d. people receive guests
4.    The house has six bedrooms.  A bedroom is a room to …
a. play in     b. read in      c. sleep in       d. study in
5.    A big house usually has a study.  A study is a room in which a person …
a. plays in                           c. writes a letter
b. listens to the radio           d. studies, reads, writes, etc.
6.    She is in the kitchen.  A kitchen is a room where a person …
a. eats      b. drinks        c. cooks          d. sleeps
7.    This house has two bathrooms.  A bathroom  is a room where a person …
a. irons shirts           c. reads books
b. washes clothes    d. takes a bath
8.    The children’s bedrooms are upstairs. Upstairs  means …
a. on a lower                       c. on an upper floor
b. to the ground floor          d. on the ground floor
9.    There is a garage on the left side of the house. A garage  is a shed where …
a. a driver sleeps     c. cars are stored
b. cars are washed   d. household appliances are kept
10.              This room is for the guests.  A guest  is a person who …
a. entertains                                     c. waits for someone
b. visits somebody else       d. sits next to somebody







III.     Complete the crossword puzzles below!


1. You study in the … 
2. He drinks  … every morning. 
3. My garden is  … my house. 
4. How much  … do you have? 
5. My  … is near the river. 
6. My favourite  … is a rose. 
7. We can cross the river through the … 
8. Susi is a  … girl. 
9. Pour the  … into a glass.
10. A parrot is a kind of …
11. The synonym of start is …
12. This letter needs an …


~ GOOD LUCK ~

Created by Mr. Danang


Untuk lebih lengkapnya lihat di SINI